Monday, November 29, 2010

Jalan-Jalan ke Bandung Euy!

Semua berawal dari ajakan seorang kawan melalui SMS. Tanpa berpikir panjang saya menyanggupi karena sudah lebih dari delapan tahun saya tidak bertandang ke sana. Kata kawan saya sih, kali ini liburannya ala backpacker gitu deh. Tapi ga parah-parah juga karena untuk penginapan, kami dibolehkan menginap di rumah salah satu famili kawan yang lain di Bandung (banyak amat ya kawan saya ha ha; kami bertujuh yang berangkat dari Surabaya) dan untuk transportasi kami mendapatkan pinjaman mobil. Jalan-jalan ke Bandung kali ini kalau dirunut kurang lebih seperti di bawah ini. Semoga menjadi inspirasi (ha ha saya kok ge-er sih ;)

21 November 2010
Pukul 06.30 WIB, kami berkumpul di Stasiun Gubeng, Surabaya. Seperti yang telah kami sepakati sebelumnya, kami naik kereta api Pasundan yang bertarif 38000 Rupiah sekali jalan. Awalnya nyaris ga dapat tiket lho, tapi ajaibnya kami dapat tempat duduk juga ;) Kereta berangkat jam 6 pagi tepat. Kami kira semua akan berjalan lancar hingga kereta api masuk Stasiun Wonokromo di mana kami sempat ribut dengan calon penumpang lain yang mengklaim memilki tiket dengan nomor tempat duduk yang sama dengan kami. Tapi kami ga mau mengalah dong. Akhirnya sebagai win-win solution, kami berbagi kursi dengan penumpang2 itu. Kebayang dong sempitnya. Penderitaan kami terus berlanjut sepanjang perjalanan ha ha. Mulai dari harus terpaksa menahan kencing, bokong terasa dekubitus, ASAP ROKOK sialan, pengamen dan pedagang asongan silih berganti masuk gerbong, bencong keparat, dan kereta yang sering banget berhenti di stasiun ga penting. Ya mau gimana lagi. Tapi parahnya kami baru sampai di Stasiun Kiaracondong, Bandung tepat tengah malam. Bayangin dong 18 jam dalam situasi seperti itu (so hopeless). Naik kereta api ekonomi sangat dianjurkan bagi mereka yang ga bisa menahan kencing, alergi asap rokok, dan yang hidup dengan klaustrofobia.



22 November 2010
Kami ketambahan tiga teman yang bergabung yang membawa sebuah mobil untuk kami gunakan jalan-jalan. Jadi total kami ber-10. Tempat yang kami kunjungi hari ini adalah Kawah Putih, Situ Patenggang serta penangkaran rusa Ranca Upas. Semua tempat ini terletak di selatan Bandung. Dari Bandung kami melalui tol Purbaleunyi lalu keluar lewat Kopo. Dilanjutkan menuju Soreang (19 km), setelah itu Kawah Putih (22 km lagi). Pemandangan sepanjang perjalanan sungguh indah, terutama setelah memasuki Kecamatan Ciwidey. Hamparan kebun strawberry di mana-mana, dilatarbelakangi gunung-gunung berselimut kabut dan hutan yang hijau. Setibanya di pintu masuk Kawah Putih. Kami dibuat syok oleh harga tiket mobil yang mencapai 150 ribu per mobil dan ditambah lagi tiket personal sebesar 15000 per orang. Sedangkan bila naik kendaraan yang disediakan pengelola kami harus membayar 25000 per orang. Duh pemerasan!! Berhubung sudah datang jauh-jauh kami ikhlas saja, toh biayanya juga dibagi oleh sepuluh orang. Aroma sulfur yang menusuk hidung langsung tercium begitu kami mendekati bibir kawah, tapi pemandangan alam di sekelilingnya sungguh luar biasa. Oh ya, bagi Anda yang sensitif jangan berdiam terlalu lama sebab kabut yang Anda hirup bisa mengiritasi mukosa saluran napas. Anda bisa batuk-batuk, mengalami tenggorokan perih atau gatal.
Dari Kawah Putih kami ke Situ (danau kecil) Patenggang yang katanya sih pernah dijadikan tempat syuting film Heart (yang pertama dan yang ke-2). Sempatkan berperahu menuju Batu Cinta yang terletak di pulau kecil di tengah danau (bayar lagi, duh duh duh).






















23 November 2010

The adventures begin! Pukul 04.30 kami bertolak dari Bandung menuju Kabupaten Ciamis dengan tujuan utama Pantai Pangandaran dan Sungai Cijulang (Green Canyon). Perjalanan lancar. Kami melintasi Nagrek, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis. Dan Kota Banjar, sebelum kami berbelok 80 km ke arah selatan. Tengah hari kami tiba di Pantai Pangandaran. Panas!! Setelah melihat-lihat sebentar kami melanjutkan perjalanan ke Cijulang. Sumpah ya di sini tuh kurang banget papan penunjuk jalan sampai kami harus tanya kepada penduduk lokal. Cijulang ditempuh kurang lebih 30 menit berkendara dari barat Pangandaran. Agar lebih mudah cari saja lapangan terbang Nusawiru. Menjelang pukul 13.00 kami tiba di depan pintu masuk Green Canyon. Biayanya dihitung per perahu yakni 75000/perahu hingga tiba di Green Canyon, jika ingin melanjutkan petualangan dengan berenang menyusuri Sungai Cijulang kita harus nambah lagi 100 ribu/perahu (bergantung kesepakatan dengan pengemudi perahu/pemandu). Duh ini mah nusuk dari belakang namanya ha ha. Tapi sumpah, obyek wisata ini harus muncul dalam daftar tempat2 yang WAJIB dikunjungi selama di Jawa Barat. It’s beyond words that we have to experience it ourselves. Sebagai bocoran kami bagi deh sedikit foto-fotonya ;)
Setelah puas berbasah-basahan, kami pulang melewati jalur Cijulang-Tasikmalaya yang sangat tidak dianjurkan sebab banyak ruas jalan yang rusak meski sebenarnya jarak tempuh lebih pendek.









24 November 2010
Tujuan kami kali ini Gunung Tangkuban Perahu - pemandian air panas Ciater - Paris van Java Shopping mall

25 November 2010
Menjelajahi pusat Kota Bandung. Museum Geologi - Gedung Sate – Museum Pos (yang spooky abis) – mencicipi yoghurt Cisangkuy – Museum Konferensi Asia-Afrika – Cihampelas Walk Mall




26 November 2010
Menjelajahi Pasar Baru (Jl. Otista) – Masjid Agung – daerah seputar Jl. Dalem Kaum – Braga Walk Mall – walking down the legendary shopping street of Braga – mencicipi Bebek Garang (10 out of 10) – beli oleh-oleh bolen khas Bandung

27 November 2010
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Dago – mencicipi yoghurt (again) dan milkshake di Bandoengsche Melk Centrale – jalan-jalan seputar ITB – kembali ke Surabaya dengan kereta api Mutiara Selatan (no more Pasundan)

Total biaya yang saya keluarkan: 1100000 Rupiah
Remarque personnelle: Bandung memang layak disebut Parijs van Java. Kota ini seperti sebuah sentuhan Eropa di tanah Jawa. Jalan-jalannya (walau sering macet dan semrawut), kafe-kafenya, butik dan FO-nya memang sungguh memikat. Orang Bandung memang punya gaya walau terkadang terlihat frustasi dengan penampilannya. Tapi mereka tetaplah the best-dressed people in the country. Satu-satunya kota besar di Indonesia yang mampu hidup selaras dengan alam, dibanggakan dan dicintai penduduknya dengan sepenuh hati, kota yang hidup dan tumbuh dari kreatifitas. Bagi Anda yang belum berkesempatan ke Paris, berkunjunglah dulu ke Bandung he he.

If you’re lucky enough to have lived in Paris as young man, then whenever you go for the rest of your life, it stays with you, for Paris is a moveable feast. (Ernest Hemingway, 1950)

No comments: