Monday, September 14, 2009

Backpacking On My Own to Bali

Bali, A Lost Weekender in Solitude

4-5-6 September 2009

Why not? Mungkin Anda merasa tidak punya banyak waktu dan kesempatan lagi untuk melakukannya dalam jangka waktu satu dekade ke depan. Atau Anda sekedar menginginkan melepaskan diri dari kejenuhan hidup. Atau yang lebih gila, tiba-tiba terbersit ide untuk melancong tanpa persiapan berarti (last-minute trip) seperti yang saya alami dua minggu lalu walau saya akui momennya kurang pas. Dua minggu yang lalu (masih dalam suasana bulan puasa ;) saya berakhir pekan ke Bali seorang diri, terdorong alasan harga tiket pesawat yang sedang murah (maskapainya Garuda lagi he he). Waktu itu harga tiket adalah IDR 335000 sekali jalan (sudah termasuk komisi untuk agen perjalanan yang melakukan booking). Namun saya memutuskan untuk hanya membeli tiket perjalanan pulang, sedangkan untuk perjalanan ke Bali saya menggunakan jasa travel (minibus). Saya ingin menikmati perjalanan darat Surabaya-Denpasar dengan jarak ± 336 km (ini saya hitung sendiri lho di atas peta dinding ASEAN di kamar saya) sekaligus bernostalgia mengingat terakhir kali saya menyusuri jalur ini adalah ketika mengikuti perpisahan SMP. Sebagai info saja, saya mempergunakan jasa travel Sakura yang bermarkas di Jalan Pengampon, Surabaya. Untuk nomor telepon, layanan 108 siap membantu Anda ;) Keuntungan menggunakan jasa travel adalah kita dijemput di rumah dan turun tepat di depan tujuan kita dengan biaya terjangkau. Saya membayar IDR 160000 untuk pergi ke Denpasar. Kerugiannya, mmmh menunggu dijemput dan harus sabar menunggu giliran diturunkan. Well where were we? Oh ya hari Jumat 4 September 2009 saya dijemput pukul 21.00, terlambat sejam dari waktu yang dijanjikan (blah!!). Kekesalan saya terobati saat sang sopir menyodorkan makanan kecil. Not bad at all. Kami berhenti sekali di sebuah rumah makan di Paiton, Probolinggo untuk santap malam (yang sekaligus sahur bagi saya ;).

Pukul 3.30 kami tiba di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dan untungnya tidak perlu repot mengantri naik ferry karena memang lalu lintas sedang sepi. Pukul 4.45 WIB kami menjejakkan kaki di Pulau Bali. Ada pemeriksaan kartu identitas (KTP) sebelum kami meninggalkan pelabuhan Gilimanuk, tapi seperti biasalah hanya sekedar formalitas. Tidak benar-benar diperiksa dengan seksama. Tiba-tiba ada rasa euforia muncul di hati saya. Entah kenapa saya menjadi begitu bahagia seolah-olah rasa rindu saya terobati. Deretan nyiur dengan pemandangan gulungan ombak yang terlihat samar-samar di kejauhan diselingi dengan sawah berundak dengan gunung-gunung yang tertutup awan... Sungguh tak terkatakan indahnya (padahal kalau saya melihat hal serupa di Jawa biasa-biasa saja tuh ;). Bali memang misterius.

Akhirnya setelah menempuh 15 jam yang terkutuk (sumpah mati gaya saya di dalam minibus!) saya diturunkan di depan gang Poppies II. Dengan perasaan cemas saya datangi satu per satu penginapan di situ. Saya sih maunya menginap di Ronta Bungalows sebab dari referensi yang saya baca dari internet ini termasuk yang paling bagus. Unfortunately it was fully occupied. Saya terus mencari yang lain sampai akhirnya berlabuh di penginapan Dua Dara yang sebenarnya menurut referensi tidak terlalu bagus. But I had no other choice, so I challenged myself to step in and ask the receptionist. Thanks God saya dapat kamar ber-AC dengan attached bath-up and shower seharga IDR 175000 sehari. Check-out time jam 12 pas. Tapi mas resepsionisnya kurang ramah, bikin dongkol hati, uh!! Saya dapat kamar nomor 44 (penting ga sih ;) Lumayan lah. Setelah meletakkan barang-barang saya bergegas ke luar, ke mana lagi kalau bukan ke Pantai Kuta yang legendaris itu. Sengatan matahari tak menyurutkan niat saya untuk berjalan-jalan sebab saya telah mengoleskan krim anti UV di kulit saya he he.

Walaupun terdengar cliché harus diakui Pantai Kuta memiliki daya tarikan yang luar biasa. Pantai berpasir putih terbentang 3,5 km dengan pemandangan luas lautan bebas. Breathtaking! I love the smell of the wind blowing from the ocean! I love its sandy shore! I love the sound of its rolling waves. Saya merasa bebas seketika! Seperti burung yang lepas dari sangkar. Saya kemudian berjalan kaki menuju Discovery shopping mall. Sumpah saya suka sekali lokasi mall ini. Bagian belakangnya langsung menghadap pantai serta lautan. Where else in Indonesia can you find such unique combination? I was impressed. Tapi dari segi isi, mall ini tidak mengalahkan Tunjungan Plaza, Surabaya (hidup TP!).

Petang menjelang maghrib bersama teman saya Sweetie (you know who you are ;) , yang kebetulan juga tengah berlibur di sana, and her boy telah berada di Pura Uluwatu untuk menyaksikan pertunjukan tari kecak tentang kisah Ramayana dengan admission fee sebesar IDR 50000. Sebelumnya kami berkesempatan menikmati pemandangan matahari terbenam dari Pura Uluwatu. Subhanallah... That was OBVIOUSLY THE MOST STUNNING, PICTURESQUE, AND BREATHTAKING SUNSET I HAD EVER WITNESSED IN MY ENTIRE LIFE. Underline that!! How would I ever forget the moment I saw that crimson sky dispersing the golden rays on the surface of the ocean. I was about to shed a tear. I was so happy and thankful I was there!! Thanks God. Tapi hidup harus berlanjut, begitupun pertunjukan tari kecak yang dirancang oleh sanggar tari dan tabuh Karang Boma Desa Pecatu. Untuk kali pertama saya melihatnya secara langsung.

Kecak adalah jenis tarian Bali yang paling unik, Kecak tidak diiringi oleh alat musik atau gamelan. Tetapi dia diiringi oleh paduan suara sekitar 70 orang pria. Dia berasal dari jenis tari sakral "Sang Hyang". Pada tari Sang Hyang seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur dapat menyampaikan sabdanya. Malamnya kami bersantap malam di Papa Ron's Pizza Parlour (penting ga sih ;) Mmmh yummy banget. Sebenarnya malam itu saya berencana jalan-jalan di kawasan Legian, tapi berhubung saya sangat lelah rencana tinggal rencana he he.

Esok hari sekaligus hari terakhir berhubung saya tidak sahur karena baru bangun jam 6 pagi ;) saya jadi malas ke mana-mana. Akhirnya cuma berjalan-jalan pagi dan duduk-duduk santai di Pantai Kuta (but it was worth!),window shopping (kasihan deh gue ;) di Kuta Square lalu balik ke penginapan untuk mandi dan persiapan check out. Setelah itu mampir di sebuah bookshop untuk membeli novel bekas bahasa asing dan saya memilih membeli sebuah novel berbahasa Norwegia "Helt på Tur", lumayanlah untuk menambah vocab ;). Lalu saya pergi ke Monumen Ground Zero untuk mengambil gambar dan langsung menuju pabrik kata-kata (you know what ;). Puas berbelanja langsung naik OJEK ke pelabuhan udara Ngurah Rai dan menunggu lima jam hingga pukul 19.00. That was my flight! End of story. Overall, liburan saya kali ini cukup berkesan karena saya seorang diri and I've never done such thing once before. Banyak pengalaman baru and that was the reward for the challenge I took. Semoga Bali akan selalu aman sehingga para turis asing tidak akan ketakutan sehingga mereka akan berlibur lebih lama dan semakin banyak devisa yang bisa kita ekstraksi dari mereka he he ;)