Friday, September 9, 2011

Pocong Malam Jumat Legi


Jika saya boleh memberikan satu lagi julukan bagi kota Trenggalek, maka julukan itu adalah Trenggalek kota mistis. Malam Jumat 25 Agustus 2011 yang lalu agaknya akan menjadi salah satu malam yang akan selalu saya kenang dalam hidup saya. Bagaimana tidak? Malam itu saya melihat penampakan POCONG walau orang berkata bahwa dalam bulan Ramadan setan-setan dibelenggu. Entahlah. Yang jelas saya telah melihat dan mengalaminya sendiri. Singkat cerita, saat itu seperti biasa saya ikut solat tarawih berjamaah di masjid dekat salah satu SMKN di Trenggalek. Waktu menunjukkan kurang lebih pukul 19.45. Saat rangkaian ibadah solat tarawih usai, saya bergegas pulang. Hanya berselang beberapa langkah setelah keluar dari masjid, saya mendengar suara anak anjing yang belum bisa menggonggong (mirip suara burung juga sebetulnya). Secara spontan, saya menengok ke kiri-kanan untuk mencari sumber suara tersebut. Gagal. Suara tersebut masih terdengar. Lalu saya mendongakkan kepala. Dan di atap plesteran semen dari rumah sebelah masjid itu saya melihat bentukan mirip karung beras berwarna putih. Saya tidak terlalu kaget, hanya merasa penasaran. Saya kedipkan mata berulang kali sambil mengamati. Bentukan yang tadi saya kira karung beras itu bergerak-gerak. Ada tali pocong di bagian puncak. Sayang bagian muka terlihat hitam. Semakin saya pandang ke bawah makin nyata lekukan-lekukannya. Bahkan ada lekukan mirip orang bersedekap. Bagian kaki nampak tertekuk ke arah perut. Bentukan tersebut dalam posisi tidur miring. Takjub dan masih tidak percaya dengan penglihatan saya. Saya terus berjalan sambil tetap saya amati bentukan tadi sebelum saya akhirnya harus berbelok di ujung gang. Dan bentukan itu masih berada di sana.

Dalam perjalanan pulang, baru saya benar-benar yakin bahwa yang saya lihat tadi itu pocong! Terus terang saya tidak terlalu histeris sebab ini bukan kali pertama saya melihat penampakan makhluk dari dunia lain itu. Setelah saya hitung-hitung, ini kali ke lima sejak pengalaman pertama saya saat duduk di bangku taman kanak-kanak. Tapi pengalaman yang terakhir ini adalah yang paling sensasional. Saya sendiri tidak tahu faktor predisposisi apa yang saya punya sehingga saya memiliki afinitas yang tinggi terhadap hal-hal semacam ini. Entah.

No comments: