Tak terasa enam bulan berlalu sejak saya menjejakkan kaki di bumi Menak Sopal alias bumi Jwalita alias Trenggalek. Kota kecil yang saking kecilnya sering dijadikan bahan cibiran banyak orang. “Buat apa kerja di Trenggalek?” atau “Kenapa beli tanah atau bangun rumah di sana?” adalah contoh dari pertanyaan yang sering dilontarkan kepada mereka yang hendak pergi ke kota ini. Namun Trenggalek tidaklah demikian, setelah berbulan-bulan mengamati dan merasakan sendiri keseharian serta denyut nadi kota ini, saya berani mengatakan bahwa Trenggalek adalah daerah yang sedang tidur panjang. Setiap kali pergi ke Ponorogo dengan bus, orang pasti melewati wilayah Kecamatan Tugu yang di dalamnya terdapat desa Pucanganak dengan pemandangan lembah dan pegunungan yang tertutup lebatnya hutan cemara sepanjang tahun. Lanskap yang sungguh indah menurut saya, sayang pemkab Trenggalek tidak melirik area ini untuk dijadikan semacam resor atau tempat wisata berbasis lingkungan (ecotourism). Coba yang jadi bupati saya hehe. Belum lagi pemandangan alam indah di lereng Gunung Wilis sepanjang jalan menuju Kecamatan Bendungan yang konon banyak sapi ternak (saya belum pernah ke sana, hanya diberi tahu seorang kawan).
Ombak dari Samudera Hindia juga menyapu pantai-pantai cantik di pesisir selatan Trenggalek. Pantai yang sudah terkenal antara lain Pantai Prigi, Pasir Putih (Karanggongso) di Kecamatan Watulimo dan Pantai Peleng (Kecamatan Panggul). Trenggalek juga kaya secara budaya. Berbagai festival rakyat diadakan di bulan-bulan Juli-Agustus untuk memperingati hari jadi Trenggalek dan HUT RI. Untuk masalah kuliner, Trenggalek saya rasa masih harus berbenah sebab kekayaan kuliner adalah salah satu aset wisata yang bisa menarik minat orang untuk berkunjung ke kota ini. Cukup banyak tempat makan/jajan yang tersebar di Kabupaten Trenggalek. Dan berhubung saya jarang sekali meluangkan waktu memegang pisau di dapur, hampir 24/7 saya makan di luar. Sehingga saya sudah cukup banyak mencoba aneka hidangan di berbagai tempat makan di kota Trenggalek. Kali ini saya coba mengulas secara pendek 16 tempat makan yang memiliki nilai lebih di mata saya. Diurutkan mulai dari yang biasa sampai yang membuat orgasme lidah. Inilah selengkapnya.