Saturday, March 26, 2011

Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA)

Sebetulnya sudah agak basi memasukkan tajuk ini ke dalam blog saya. Tapi sayang jika terlewatkan kesempatan untuk berbagi ilmu dan cerita. Jadi ceritanya setelah mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) November 2010, setiap mahasiswa FK Universitas Airlangga (Unair)angkatan 2005 diwajibkan mengikuti pelatihan pewarnaan BTA di laboratorium mikrobiologi kampus A Unair. Kami adalah angkatan pertama yang diikutkan pelatihan seperti ini. Kami dibagi dalam kelompok kecil beranggotakan 12-13 orang untuk mengikuti pelatihan selama lima hari. Sebenarnya agak malas juga sih kembali berkutat dengan spesimen dahak penderita tuberkulosis dan reagen yang aneh-aneh, tapi berhubung kami termotivasi oleh adanya kabar bahwa setiap peserta nantinya akan mendapatkan sertifikat dari pihak fakultas (dan mendapatkan konsumsi makan siang yang lezat haha ;)kami kembali bersemangat. Terima kasih banyak untuk para dokter pembimbing terutama dr. Rebekah dan teman-teman kolegaku yang sudah membantu aku dalam pretest - post test dan dalam pembuatan sediaan BTA yang cantik dan bisa dibaca di bawah mikroskop tentunya.





PENDAHULUAN
Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak, maka itu tidak akan kelihatan di bawah mikroskop.
Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan sebanyak 3-5 cc, dengan waktu pengambilan sebagai berikut :
• Dahak sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik.
• Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.
• Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut.
Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut. Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB.

Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.

Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin).

PROSEDUR KERJA
Metode : Zeihl neelsen
Tujuan : Untuk mencari BTA
Prinsip :
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.

Prosedur Pembuatan Sediaan
• Diambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada goresan.
• Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm sebagai pola.
• Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.
• Lampu speritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara mulai ujung sampai kepangkal.
• Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum yang kental berwarna putih kekuninggan atau putih kehijauan, lalu diletakkan pada kaca sediaan.
• Sputum diratakan seperti terlihat pada gambar :
• Dimasukkan ose kedalam botol yang berisi pasir dan olkohol 70 %(tinggi alkohol ± 3 cm diatas pasir). Kemudian tangkai ose digoyangkan pelan-pelan untuk melepaskan sisa partikel sputum yang melekat pada ose.
• Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah dibakar sampai pijar.
• Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas nyala api.sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu speritus sebanyak 3 X selama 3-5 detik.

Prosedur Pewarnaan
• Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap ke atas.
• Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca sediaan.
• Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan nyala api pada bagian bawah kaca sehingga keluar uap(jangan sampai mendidih) selama 3 menit.
• Sediaan dibiarkan hingga dinginn selama 5 menit.
• Sediaan dicuci dengan air mengalir.
• Tuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan sampai warna merah dari fuchsin hilang.
• Sediaan dicuci dengann air mengalir
• Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan selama 10-20 detik atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit.
• Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringka pada suhu kamar.

Prosedur Pembacaan dan Interpretasi Hasil
• Sediaan yang sudah kering diperiksa dibawah mikroskop.
• Teteskan satu tetes minyak emersi diatas sediaan, periksa dengan okuler 10X dan objektif 100X.
• Carilah basil tahan asaam (BTA) yang berwarna merah dengan latar belakang biru.
• Periksa paling sedikit 100 lapangan pandang dengan cara menggeserkan sediaan dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiripada garis lurus.
• Pembacaan hasil dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD sebagai berikut :
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : Negatif
2. Ditemukan 1-9 BTA/ 100 lapangan pandang : Ditulis jumlah kuman yang ditemukan.
3. Ditemukan 10-99 BTA/ 100 lapangan pandang : + (1+)
4. Ditemukan 1-10 BTA/ 1 lapangan pandang : ++ (2+)
5. Ditemukan > 10 BTA/ 1 lapangan pandang : +++ (3+)

Credits to Balti for the photos

No comments: